Happy weekend, Sobat Dhipa!

Ketemu lagi dengan weekly report edisi #13 yang akan memberikan informasi yang menarik dan informatif terkait Unsoed dan Banyumas. Minggu ini, weekly report edisi #13 akan mengupas tuntas terkait Serbuan Vaksinasi yang diselenggarakan Unsoed bersama Polresta Banyumas, Anugrah Senator Indonesia B-52 bidang sastra dalam rangkaian diesnatalis FIB Unsoed, dan ancaman begal yang terjadi di Bobosan, Purwokerto.

Unsoed Bersama Polresta Banyumas Gelar Serbuan Vaksinasi 2.500 Dosis Vaksin

Covid-19 mungkin sudah jarang dibahas lagi oleh publik. Tapi yakin virusnya sudah benar-benar hilang? Faktanya, menurut data yang telah dipublikasikan di situs Covid-19 telah terjadi tambahan 627 kasus positif di Indonesia pada hari Jumat (10/6). Peningkatan kasus positif Covid-19 ini tentu menjadi ancaman kembali bagi masyarakat Indonesia tak terkecuali mahasiswa Banyumas.

Lalu, bagaimana langkah Unsoed untuk mencegah peningkatan kasus positif Covid-19 nih, Dhip?

Dalam mengatasi ancaman Covid-19, Unsoed bersama Polresta Banyumas menggelar vaksinasi lanjutan yang diperuntukan untuk mahasiswa Unsoed dan mahasiswa Banyumas. Dalam vaksinasi kali ini, pihak Polresta Banyumas menyediakan 2.500 dosis vaksin dengan sasaran utama vaksinasi yaitu mahasiswa yang melaksanakan KKN, ormawa tingkat fakultas maupun universitas, serta panitia penerimaan mahasiswa baru tingkat fakultas maupun universitas.

Pelaksanaan vaksinasinya kapan sih, Dhip?

Serbuan Vaksinasi Unsoed bersama Polresta Banyumas kembali dilaksanakan di Auditorium Graha Widyatama Prof. Rubijanto Wisman Unsoed dimana dalam penyelenggaraannya dibantu oleh Lingkar Adkesma Unsoed. Vaksinasi ini telah dilaksanakan pada hari Rabu (8/6) hingga Kamis (9/6) dengan syarat utama telah melaksanakan vaksinasi dosis pertama dan kedua.

Dengan dilaksanakannya vaksinasi lanjutan untuk mahasiswa Unsoed dan mahasiswa Banyumas, diharapkan dapat mencegah dan menekan peningkatan kasus positif Covid-19 di Banyumas sehingga pembelajaran offline dan seluruh kegiatan yang mengharuskan tatap muka dapat tetap dilakukan.


Polresta Banyumas Ringkus Seorang Begal di Bobosan, Dua Pelaku Masih Buron

Malam hari memang menjadi waktu yang paling enak untuk mengelilingi Purwokerto. Ditemani gemerlap lampu serta hiruk-pikuk lalu lintas, Purwokerto menjadi tempat yang nyaman untuk anak muda healing untuk sekedar melepas rasa lelah setelah beraktivitas. Namun, bagaimana kalau ada begal ya, Dhip? Pasti timbul rasa tidak aman ketika akan bepergin di malam hari. Eits, tetap tenang, Dhip. Kabarnya, Polresta Banyumas telah berhasil menangkap seorang begal yang beroperasi di Bobosan.

Wah, ngeri banget ya. Kronologinya gimana sih, Dhip?

Kapolresta Banyumas Kombes Edy Suranta Sitepu melalui Kasat Reskrim Polresta Banyumas Kompol Agus Supriadi menjelaskan, pelaku menjalankan aksinya pada Senin (30/5) sekitar pukul 23.00 WIB di Jalan Gunung Cerme, Kelurahan Bobosan, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas.

Tiga pelaku begal kabur dengan membawa sepeda motor milik korban, satu buah handphone oppo A16 wama hitam, dan satu buah helm INK warna hitam. Satu orang begal berinisial DS berhasil ditangkap di pada hari Kamis (2/6) pada pukul 08.00 di halaman parkir mini market di wilayah Kober. Dua pelaku begal masih buron hingga kini dan dinyatakan sebagai DPO.

Terus gimana nih kelanjutan kasusnya, Dhip?

Dalam kejadian ini penyidik berhasil menyita barang bukti hasil kejahatan berupa satu unit sepeda motor yamaha mio warna hitam yang diamankan dari pelaku DS, sedangkan barang bukti lainnya berupa satu buah HP dan satu buah helm masih dalam pencarian.

Polisi juga terus melakukan pemeriksaan terhadap DS untuk menggali keterangan untuk pengembangan kasus serta melakukan pencarian tersangka yang masih DPO beserta barang bukti lainya.

Jadi, bagi kalian yang bepergian di malam hari dimohon untuk tetap waspada dan hati-hati ya, Sobat Dhipa!


Anugrah Senator Indonesia B-52 Bidang Sastra Dalam Rangkaian Diesnatalis FIB Unsoed, Apresiasi Tertinggi Pada Bait Sastra yang Tak Pernah Mati

Dhip, ada info terbaru nih dari FIB yaitu Anugrah Senator Indonesia B-52 …

Anugerah Senator Indonesia merupakan penghargaan yang diinisiasi oleh Senator Indonesia B-52, Dr. Abdul Kholik SH.,M.Si (Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia). Penghargaan ini didedikasikan bagi siapa saja baik perseorangan, kelompok, atau organisasi yang memiliki sumbangsih ataupun peran yang berkontribusi besar bagi kemaslahatan dan kemanfaatan bagi masyarakat banyak.

Pemberian penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi juga dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya sikap – sikap pengabdian masyarakat atau negara. Semangat untuk berbuat baik bagi sesama, sikap yang menjunjung tinggi profesionalisme, prestasi diberbagai bidang, keteladanan yang dapat menjadi motivasi bagi generasi penerus maupun masyarakat pada umumnya. Memperkokoh tradisi sastra realisme di Indonesia dengan tanggap dan kritis terhadap masalah sosiokultural masyarakat pedesaan di tangannnya, sastra memainkan perannya yang wajar dalam kehidupan kita. Anugerah Senator Indonesia B-52 Bidang Sastra dan Kebudayaan diberikan oleh Dr. Abdul Kholik SH.,M.Si kepada Bapak Ahmad Tohari.

Tanggapan dari Pak Abdul Kholik (Anggota DPD RI) gimana ya, Dhip?

Pak Abdul Kholik, Senator atau Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Provinsi Jawa Tengah yang kebetulan merupakan alumni Fakultas Hukum Unsoed mengatakan Ahmad Tohari merupakan sastrawan yang luar biasa karena sepanjang hidupnya menggeluti sastra dan budaya. “Karya sastra Pak Ahmad Tohari telah diakui di tingkat daerah, nasional, bahkan internasional,” katanya.

Menurut dia, hal itu sebagai sebuah upaya untuk membangun masyarakat yang satu sama lain bisa saling menghargai serta mengedepankan nilai-nilai dan moral yang menjunjung kebersamaan serta keharmonisan. “Karena hari ini kita melihat di masyarakat banyak banget terjadi pembelahan-pembelahan yang mengkhawatirkan. Itulah mengapa kami ingin mengajak, ayo kita kembali kepada pendekatan budaya,” kata senator bernomor anggota B-52 itu.

Ia mengharapkan anugerah untuk penulis novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk tersebut menjadi dorongan kepada pemerintah dan semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat dan budayawan, untuk melahirkan seni budaya maupun kegiatan yang mengangkat Kabupaten Banyumas, khususnya Purwokerto.

Baginya, Purwokerto atau Banyumas bukan hanya sebagai sebuah kota atau kabupaten, tetapi akan menjadi simpul kawasan Jateng selatan. “Jadi harus muncul dari sini produk-produk budaya yang bisa diapresiasi dan dinikmati oleh seluruh masyarakat, bukan cuma Jawa Tengah, bahkan Indonesia,” kata Abdul Kholik.

Keren banget ya, Dhip. terus acaranya kapan dan dimana ya, Dhip?

Anugerah Senator Indonesia B-52 Bidang Sastra dan Kebudayaan Bertempat di Aula Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unsoed berlangsung orasi Kebudayaan dan pemberian, Rabu (08/6). Acara ini merupakan rangkaian Dies Natalis FIB Unsoed. Hadir Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan & Alumni, Anggota DPD RI, tim Komisi Yudisial, para Dekan, Plt DIrekur Pascasarjana, para Ketua Lembaga, para pegiat budaya, para dosen, mahasiswa, dan undangan.

Ada sambutan dari Dekan FIB dulu nih, Dhip!

Dekan FIB Unsoed Dra. Roch Widjatini M.Si dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan guna menjadi tempat terselenggaranya Budayawan Banyumas yang terselenggara atas Kerjasama DPD RI dengan Unsoed. “FIB sangat mendukung terselenggaranya kegiatan ini dan semoga penganugerahan budaya ini dapat menambah pandangan dan daya promosi bagi FIB Unsoed”, ungkap Dekan. Bapak Ahmad Tohari merupakan tokoh yang membesarkan serta menguri-uri budaya banyumas, juga sering juga berkunjung ke FIB selain kegiatan akademis beliau juga merupakan dosen tamu dari Prodi Sastra Indonesia. Dekan juga menyampaikan bahwa tahun ini FIB Unsoed telah mencapai 8 tahun. Capaian prodi yang telah mencapai Akreditasi A lebih dari 70% dari prodi yang ada.

Terus tanggapan dari Rektor Unsoed apa ya, Dhip?


Rektor Unsoed dalam testimoninya yang dibacakan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan & Alumni Dr.Kuat Puji Prayitno, SH.,M.Hum menyampaikan bahwa Bapak Ahmad Tohari, merupakan sosok yang tidak hanya seorang sastrawan atau budayawan, melainkan juga orangtua dan guru kita, yang  dalam berkaryamya senantiasa dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokal.   “Salah satu karya beliau yang bisa dikatakan sebagai magnus opum adalah Ronggeng Dukuh Paruk, yang mampu menghadirkan dinamika kehidupan masyarakat secara tersirat maupun tersurat di era tahun 60-an dengan penuh kelugasan sekaligus kearifan”, ungkap Rektor.

Terakhir ada orasi ilmiah dari penerima penghargaan nih Dhip yaitu, yuk kita simak

Jadi, Pak Ahmad Tohari  mengaku tidak memiliki harapan yang terlalu tinggi atau terlalu muluk terkait dengan anugerah tersebut. Ia mengharapkan kegiatan tersebut bisa menyemangati penulis-penulis muda di Banyumas supaya sadar bahwa kerja mereka di bidang penulisan sastra itu diperhatikan oleh masyarakat. “Jadi, jangan lekas capek, jangan lekas bosan, teruslah berkarya karena karya-karya para sastrawan itu ditunggu oleh masyarakat,” kata budayawan yang akrab disapa Kang Tohari itu.

Menurut dia, saat ini ada persoalan besar yang harus diatasi, yakni rendahnya minat baca masyarakat. Ia mengatakan jika persoalan tersebut bisa diatasi, kegiatan membaca sudah tumbuh, maka masyarakat, khususnya para penulis, harus lebih giat menulis. “Dan jangan lupa pemerintah. Pemerintah harus punya perhatian terhadap kehadiran dunia sastra,” katanya.

Ia menilai perhatian pemerintah terhadap dunia sastra masih kurang, bahkan salah dalam memberikan pelajaran Bahasa Indonesia. “Yang benar itu, pelajaran Bahasa Indonesia di SMP dan SMA atau mahasiswa dimulai dengan pelajaran Sastra Indonesia, bukan dengan pelajaran tata bahasa, bukan dengan awalan dan akhiran, tapi tentang kesastraan,” katanya menegaskan.


Penulis: Amanah Sasi & Putri Utaminingtyas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *