Halo, Sobat Gensoed! Enggak terasa, ya, kita sudah sampai di penghujung tahun akademik. Waktu berjalan begitu cepat dari Ujian Tengah Semester (UTS) ke Ujian Akhir Semester (UAS) rasanya cuma sekejap! Di tengah hujan yang hampir setiap hari turun, jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan dan semangat agar tetap menyala, ya, Sobat.
Untuk menemani harimu yang dingin di musim hujan ini, Weekly Report kembali hadir membawa segudang info segar dan cerita seru, mulai dari dalam negeri hingga luar negeri. Jangan ketinggalan, karena banyak banget hal baru yang wajib Sobat tahu di bulan November ini. Yuk, disimak sampai akhir!
Tragedi Longsor Salju Nepal: 7 Korban Tertimpa Salju di Gunung Yalung Ri

(Sumber: tirto.id)
Sebuah tragedi longsor salju dahsyat melanda kamp utama di Puncak Yalung Ri, Pegunungan Himalaya, Nepal, pada Senin (3/11). Peristiwa tersebut menewaskan tujuh orang, sementara empat orang lainnya masih belum ditemukan. Korban tewas terdiri atas lima warga negara asing dan dua warga Nepal. Adapun korban yang hilang merupakan warga Nepal yang bekerja di dataran tinggi.
Sedih, ya mendengar kabar duka seperti ini. Bagaimana kronologinya, Min?
Dikutip dari tirto.id, awalnya rombongan pendaki yang tewas di Kamp Yalung Ri bertujuan mencapai Puncak Dolma Kang pada ketinggian 6.334 meter di atas permukaan laut (mdpl). Namun, mereka singgah untuk aklimatisasi di Kamp Yalung Ri dan bermalam di Desa Na Gaon. Para pendaki kembali mendaki menuju Kamp Yalung Ri pada Minggu (2/11) dengan cuaca cukup baik. Saat berada di tengah perjalanan, terjadi longsor mendadak sekitar pukul 08.30 waktu setempat. Keterlambatan penyelamatan terhadap empat pendaki asal Nepal yang terluka memicu banyaknya korban jiwa.
Min, melihat banyaknya korban, dapatkah dijelaskan lebih lanjut mengenai kronologi dan kendala yang menghambat upaya penyelamatan?
Wakil Kepala Kepolisian Distrik Dolakha, Gyan Kumar Mahato, menjelaskan bahwa pihaknya sempat terlambat menerima informasi, ditambah kondisi cuaca saat itu sangat buruk. Akibatnya, proses penyelamatan tertunda, termasuk penerbangan helikopter yang sudah disiapkan.
“Karena hujan salju lebat dan awan tebal, helikopter tidak dapat diterbangkan. Mencapai lokasi dengan berjalan kaki juga sangatlah sulit,” imbuhnya.
Meski begitu, sebuah helikopter akhirnya berhasil mencapai Desa Na Gaon pada Senin malam. Tim penyelamat juga bergerak cepat dengan berjalan kaki menuju lokasi untuk membantu korban.
Banyumas Kembali Konsolidasikan Bulu Tangkis Jateng di Kejurprov 2025

(Sumber: radarbanyumas.disway.id)
Sebanyak 716 atlet dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Tengah (Jateng) telah siap berlaga dalam ajang Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) bulu tangkis Jateng 2025, yang dibuka secara resmi di Gelanggang Olahraga (GOR) Satria Purwokerto pada Senin (3/11). Mereka akan bersaing selama enam hari hingga Sabtu (8/11) untuk memperebutkan 20 gelar juara dari berbagai nomor tunggal serta ganda. Dalam kategori anak-anak putra, peserta terbanyak tercatat mencapai 115 orang untuk tunggal, juga tercatat 40 pasangan untuk ganda.
Tujuan diadakannya turnamen ini untuk apa, sih?
Menurut Ketua Umum Pengurus Provinsi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (Pengprov PBSI) Jawa Tengah, Basri Yusuf mengatakan, Kejurprov bulu tangkis Jateng 2025 bukan sekadar kompetisi rutin, melainkan juga sebagai wadah pencarian bibit atlet berbakat dari Jawa Tengah dan seleksi menuju Kejuaraan Nasional (Kejurnas) bulu tangkis 2025 yang akan berlangsung di Malang pada bulan Desember.
Wah, luar biasa sekali ya, Sobat! Lalu, apa tanggapan dari pemerintah Banyumas mengenai hal tersebut?
Sementara itu, Ketua Pengurus Provinsi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (Pengkab PBSI) Banyumas, Eko Prijanto, menyampaikan rasa bangga karena Banyumas kembali dipercaya sebagai tuan rumah. Meski sebagian atlet unggulan Banyumas kini telah bergabung dengan klub besar seperti Djarum dan Exist, pihaknya tetap optimistis dengan target minimal dua atlet ke babak semifinal, khususnya dari nomor anak putri dan pemula putra. Tantangan tersebut dianggap sebagai motivasi ekstra bagi atlet-muda untuk menunjukan kualitas mereka di level provinsi.
BMKG Peringatkan 6 Zona Bahaya! Hujan Ekstrem Bisa Datang Kapan Saja

(Sumber: detik.com)
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa enam wilayah di Indonesia berpotensi mengalami hujan ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Daerah yang perlu siaga antara lain Sumatera bagian barat dan selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan, Sulawesi, hingga Maluku serta Papua bagian barat. Hujan deras disertai angin kencang yang disusul petir diprediksi akan terjadi sehingga masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati dalam beraktivitas, terutama di luar ruangan.
Apa saja penyebabnya, Min?
BMKG menjelaskan bahwa cuaca ekstrem ini dipicu oleh peralihan musim dan dinamika atmosfer yang aktif. Sirkulasi siklonik suhu laut yang lebih hangat dapat menyebabkan pembentukan awan hujan meningkat. Selain itu, faktor gelombang atmosfer juga memperkuat potensi hujan lebat di sejumlah wilayah. Saat ini, Indonesia sedang menuju puncak musim hujan (Desember 2025–Februari 2026), yang berarti curah hujan akan semakin tinggi dan risiko banjir serta tanah longsor meningkat.
Hal apa saja yang harus dilakukan ketika ada bencana, Min?
Sebagai generasi yang tanggap bencana, yuk, Sobat dapat siap menghadapi cuaca ekstrem dengan langkah sederhana! Seperti rutin cek prakiraan cuaca melalui aplikasi Info BMKG, jaga kebersihan saluran air, dan hindari bepergian jauh saat hujan deras. Jangan lupa, simpan dokumen penting di tempat aman serta siapkan tas darurat bila diperlukan. BMKG berpesan, tidak perlu panik, tetapi tetap waspada! Mari bersama-sama jaga diri, keluarga, juga lingkungan agar tetap aman selama musim hujan ini.
Yuk, Sobat! Tetap waspada, jaga lingkungan, dan pantau info cuaca dari BMKG. Langkah kecilmu hari ini bisa jadi penyelamat di saat bencana datang, lho.
Penulis: Iges Tahtia Wardany & Tiara Cahyaning Kartiko