BEM Unsoed — Telah dilaksanakan salah satu program kerja Kementerian Aksi dan Propaganda Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Jenderal Soediran (Akspro BEM Unsoed) 2025, yaitu Aksi Nasional pada hari Senin (20/10) pukul 13.00 WIB di Patung Kuda, Jakarta Pusat. Aksi Nasional dengan tajuk “1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran” dan dengan hashtag #1TahunCukup #1TahunMasalahBeruntun #Indonesia(C)emas” merupakan gerakan evaluatif yang bertujuan untuk meninjau dan mengkritisi secara menyeluruh kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran selama satu tahun masa kepemimpinan. Aksi ini menjadi ruang bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapat, menyampaikan refleksi, menegaskan tuntutan atas arah kebijakan serta kondisi bangsa selama satu tahun terakhir. Aksi ini diselenggarakan sebagai bentuk perlawanan rakyat terhadap berbagai persoalan yang muncul selama satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran. Melalui aksi ini, kami ingin mengevaluasi secara kritis arah kepemimpinan yang dianggap gagal memenuhi kebutuhan rakyat, menegaskan kembali suara publik yang terpinggirkan, menagih janji, serta menyerukan bahwa kekuasaan tanpa tanggung jawab hanyalah bentuk pengkhianatan terhadap rakyat.

(Sumber: Kementerian Aksi dan Propaganda)

Acara dimulai dengan perjalanan panjang dari kawasan Monas menuju titik aksi utama di depan Patung Kuda yang terletak di persimpangan Jalan Medan Merdeka Barat, tepat di dekat Perpustakaan Nasional dan depan gedung BSI Tower, Jakarta Pusat. Dilanjut dengan orasi yang disambung dengan pembacaan rapot merah 1 tahun Prabowo-Gibran. Lalu, dilanjutkan dengan menghidupkan lilin bersama yang berlanjut dengan adanya teatrikal puisi, dan ditutup dengan ultimatum. Acara ini diikuti, oleh aliansi BEM Seluruh Indonesia, Front Mahasiswa Nasional (FMN), Forum Penataan Ruang (FPR), Serikat Perempuan Nasional Indonesia (Seruni), Dewan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (Dema PTKIN), Universitas Indonesia (UI) Kuning.

Aksi berjalan dengan cukup kondusif tanpa adanya tindakan represif yang berat dari aparat kepolisian. Namun, pada awal perjalanan massa aksi sempat mendapatkan tembakan gas air mata untuk memukul mundur barisan. Insiden serupa kembali terjadi menjelang waktu maghrib saat proses pengondisian dan pembentukan border di lokasi aksi. Situasi sempat memanas akibat cekcok, saling sahut antara aparat serta mahasiswa, tetapi tidak menimbulkan korban.


Penulis: Kementerian Aksi dan Propaganda

Editor: Aura Iklasia Pasha R