(Sumber: Kementerian Analisis Isu Strategis)

BEM UNSOED Telah dilaksanakan diskusi daring yang merupakan kolaborasi antara BEM Universitas Jenderal Soedirman dengan BEM Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsoed pada Minggu, 18 April 2020. Diskusi dengan tema “Refleksi Hari Nelayan Nasional : “Petaka Nelayan di Hari Nelayan” ini berlangsung sejak pukul 20.00-22.30 WIB secara online melalu Zoom Cloud Meeting.

Agenda ini bertujuan untuk memperingati Hari Nelayan yang jatuh pada tanggal 6 April di setiap tahunnya, serta memberi informasi mengenai refleksi kebijakan Pemerintah Indonesia terhadap pembangunan laut, nasib nelayan, kemiskinan para nelayan.

Dihadiri oleh Jan Tuheteru dari Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (HIMAPIKANI) dan Nibras Fadhlillah dari Koalisi Rakyat untuk keadilan Perikanan (KIARA) selaku pembicara.

Diskusi dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama merupakan pemaparan materi mengenai refleksi kebijakan Pemerintah Indonesia terhadap pembangunan laut dan nasib nelayan oleh KIARA Indonesia. Kemudian, dilanjutkan sesi kedua dengan membahas kemiskinan para nelayan. Terutama mengenai kemiskinan struktural yang disebabkan kebijakan pembangunan yang tidak berpihak pada nelayan, infrastruktur dan penguasan teknologi yang kurang memadai, akses pemodalan tidak ada, serta hasil pembagian yang tidak merata.

(Sumber: Kementerian Analisis Isu Strategis)

Nelayan saat ini berada pada posisi terpinggirkan dari lahan produksinya. Nelayan tradisional masih dianggap tidak penting bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan.

Konsep pembangunan ekonomi biru yang dianggap menjadi solusi bagi setiap negara yang bertujuan meningkatkan ekonomi dengan memperhatikan kesehatan laut untuk proses pembangunan berkelanjutan. Namun, untuk realisasi konsep ekonomi biru di Indonesia memunculkan dampak-dampak negatif seperti, pembangunan daerah wisata yang mengganggu ekosistem setempat, pendirian Lumbung Ikan Nasional yang justru berpihak pada industri besar dan bukan pada kesejahteraan nelayan-nelayan kecil hingga merampas ruang hidup nelayan.

Perlu dibuat program pembangunan ekonomi biru yang sesuai dengan konsep perlindungan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat setempat, sebagai solusi untuk mengentaskan kemiskinan nelayan. Dalam mewujudkan kesejahteraan nelayan, dibutuhkan pendekatan terpadu seluruh pihak, mencakup pemerintah, NGO/LSM, aktivis, akademisi, mahasiswa, nelayan, masyarakat pesisir, serta khalayak umum.

Agenda diskusi berjalan dengan baik, tidak terdapat hambatan yang menganggu jalannya acara diskusi. Para peserta juga cukup aktif dalam sesi diskusi mengenai topik yang dibicarakan. Kesimpulan yang dapat diambil dari diskusi ini ialah bahwa Peringatan Hari Nelayan dapat menjadi penyadaran untuk masyarakat terkait nasib para nelayan yang masih belum sejahtera di Indonesia.

Dengan sumber daya laut yang melimpah, pemerintah seharusnya dapat bersikap lebih bijak dalam mengelola sumber daya perikanan dan kelautan. Bukan hanya ditinjau dari segi keuntungan ekonomi saja, tetapi juga dari segi lingkungan serta kesejahteraan rakyat khususnya nelayan di Indonesia.


Penulis : Kementerian Analisis Isu Strategis
Editor: Ardi Eka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *