Nama saya Fradista, saya Ketua S3 (Soedirman Student Summit) atau Wakil Ketua PKKMB, disini saya akan menyampaikan keluh kesah ketika kita mengadakan acara berdampingan dengan birokrat atau yang lebih senang disebut institusi dan menyampaikan bahwa tahun depan S3 akan ditiadakan menurut institusi, lalu bagaimana tanggapan kawan-kawan semua? kita tahu bahwa S3 atau Soedirman Students Summit adalah salah satu event besar kampus Universitas Jenderal Soedirman yang di naungi oleh BEM Unsoed, S3 mempunyai peran sebagai gardan terdepan dalam proses pengenalaan mahasiswa baru ke dalam dunia kemahasiswaanya.
Penulis berfikir S3 menjadi sebuah masa transisi kehidupan siswa. Menejemen kesan yang dibuat pun membuat mereka harus menatap kemahasiswaan seiring dengan pananaman nilai-nilai yang akan ditanamkan oleh panitianya sendiri, yang kita ketahui itu semua perlu proses yang panjang. Namun dalam pelaksanaannya selalu mendapat perhatian yang sungguh prihatin dari pihak institusi, banyak sekali batu sandungan yang pada akhirnya menjadi rintangan dalam proses perjalanaan S3 ini.
Dengan kegiatan S3 tentu panitia mempunyai capaian-capaian dalam pelaksanaan S3 ini, meenjadi sebuah konsep yang sangat ampuh dalam kaderisasi sebuah lembaga kemahasiswaan. S3 dengan ideal nya diharapkan menjadi lahan yang bisa menghasilkan kader yang sangat berkualitas.
Ok, jika kita menyampaikan bagaimana konsep S3 tentu sangat subjektif sekali karena posisi kita hari ini sebagai mahasiswa, mungkin kita benturkan saja dengan apa yang selalu di pikirkan oleh orang-orang yang ada di dalam institusi.
Bagi intstitusi, ada beberapa yang mempercayai bahwa S3 sama sekali tidak mempunyai nilai yang ditanamkan sehingga nilai yang disepakati oleh mahasiswa selalu berusaha untuk dikikis. Bahkan ada yang menganggap bahwa S3 adalah ulah sebagian mahasiswa senior yang ingin mencari muka dihadapan mahasiswa baru dengan cara tertentu. Ada juga pemikiran bahwa S3 hanya sebuah ajang balas dendam masal terhadap apa yang pernah senior rasakan kepada junior. Sebuah kerangka pemikiran yang sungguh prihatin, yang sama sekali bertentangan dengan apa yang mahasiswa harapkan melalui nilai-nilainya.
Banyak cara dari pihak institusi yang berusaha untuk menghentikan S3 ini. Mulai dari pelarangan ospek di masing-masing fakultas oleh beberapa pihak Dekanat, sampai pemberlakuan sanksi bagi para pelaku ospek, hingga yang paling mutakhir adalah pengeluaran SK dari DIKTI yang melarang ospek ditingkat universitas dan fakultas yang akan dilaksanakan tahun depan.
Mungkin pihak institusi mulai tertekan dengan pemberitaan media massa yang kiat menyudutkan agenda-agenda mahasiswa macam ospek. Selain itu masyarakat, hari ini kian rajin memberikan nilai minus terhadap agenda-agenda mahasiswa. Akhirnya pun, ada sebuah pola pikir penyama rataan terhadap seluruh kegiatan kemahasiswaan di Unsoed ini bahwa kegiatan S3 adalah tidak dianjurkan.
Berangkat dari sana saya menggap bahwa orientasi institusi dalam menyambut mahasiswa baru hanya sebagai ceremony biasa tanpa perlu bertele-tele menyiapkan segala sesuatu yang bermakna. Lantas jika seperti itu mungkinkah bahwa unsoed akan berkembang jika dari hal yang kecil saja sudah di luputkan dari pelupuk mata, maka dari itu mari kita rilis evaluasi S3 tahun ini hingga pihak instutusi berfikir S3 tidak layak di adakan tahun depan!
- Masalah konsep PKKMB, saya berfikir pihak institusi tidak mempunyai konsep yang jelas, yang mereka lakukan hanya mengomentari konsep S3 yang selanjutnya di implementasikan ke dalam konsep PKKMB, sehingga nilai-nilai yang di sepakati panitia ketika sampai di pihak institusi di kikis secara bertahap.
- Legalisasi proposal S3, pembicara untuk S3 semuanya disiapkan dalam waktu yang sangat singkat, ini sungguh prihatin ketika kita meminta legalisasi tanda tangan pembicara S3 di acc H-5 dan dalam catatan bahwa pembicara tidak boleh ada yang menggunakan protokoler atau menghabiskan dana yang besar, karena pihak institusi sudah menyiapkan pembicara yang pada akhirnya tidak datang.
- Masalah kepanitiaan PKKMB mari kita evaluasi, pertama bahwa panitia PKKMB saya berfikir lalai dalam pelaksanaan tupoksi nya kita tahu sampai H-6 pembicara untuk kuliah umum surat untuk pembicara belum disiapkan, kedua singkronisasi dengat panitia senat tidak ada sama sekali, sehingga ketika S3 mmpunyai arahan waktu mulai jam 8, tetapi di pelaksanaan, panitia senat meminta Gensoed 2016 sudah masuk jam 7 kurang dan acara untuk dimulai. Ketiga banyak nya acara sempalan yang masuk sehingga rundown yang sudah disiapkan secara seketika harus dirubah, padahal kita sudah ada kesepakatan waktu kapan dimulai dan kapan waktu berakhir.
- Pencairan dana S3 ini sampai penulis menulis rilis ini belum jelas arahnya, karena kita tahu alur pencairan dana memang seharunya menjadi hak dan wewenang pihak institusi yang secara tidak langsung menjadi turunan kelangsungan acara S3 berlangsung! Lantas acara S3 tahun kemarin anggaran dana nya dari mana?
Itu mungkin hanya beberapa rangkaian permasalahan yang terjadi tahun kemarin, lantas dari permasalahan itu kenapa mahasiswa yang harus mengalah, kenapa ajang kebebasan berekspresi itu mulai dikikis, padahal panitia tidak ada yang bermaksud membuat ajang acara senioritas atau tebar pesona antara junior ke senior, jikapun ada itu hanya segelintir orang tidak bisa kita menggeneralisasikan permasalahan itu sehingga kitapun menyebut itu oknum mahasiswa. Mau tidak maupun S3 tahun depan ditiadakan karena institusi memiliki sejuta alasan dengan ke subjektifanya, sehingga ketika tulisan ini dibuat pun penuh dengan kesubjektifan penulis yang sekaligus panitia S3 tahun 2016, saya hanya mengajak panitia merenung layak kah tahun depan S3 ditiadakan? Dengan banyak permaslahkan yang digenerelisasi bahwa S3 hanya ajang biasa saja, saya tidak tahu yang saya tahu adalah saya menulis keluhan ini, dan sisanya silahkan kawan kawan menilai bagaimana agenda mahasiswa baik di tingkat univ atau fakultas berlanjut untuk menjadi ajang kreatifitas mahasiswa, yang saya pikir perlu adanya kolaborasi yang baik jika memang Unsoed ingin menjadi lebih bermartabat.