Halo, Sobat Gensoed! Bagaimana liburan ini? Semoga bahagia selalu dan tetap semangat memperoleh ilmu baru, ya. Mimin kembali menyuguhkan tulisan bermanfaat untuk Sobat Gensoed semua, tapi kali ini berbeda, lho.

Medkraf BEM Unsoed secara eksklusif menyajikan Nulispedia sebagai ajang berbagi kepada Sobat Gensoed semua tentang bahasa Indonesia dan tata bahasanya. Sudah siap belajar bersama? Yuk kita ke bahasan yang pertama~

Seringkali dari kita masih sulit dalam menentukan gagasan utama yang termuat dalam paragraf kan? Hal itu kian membuat kita merasa rumit untuk menangkap apa sih sesungguhnya isi yang ingin disampaikan. Sekarang, mari kita lihat lebih dekat bentuk paragraf berdasarkan letak gagasan utama!

  1. Paragraf Deduktif 

Gagasan utama pada paragraf ini terletak di kalimat pertama sebagai kalimat topik dan kalimat kedua seterusnya merupakan kalimat penjelas. Sebagai contoh berikut:

Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada yang tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. 

  1. Paragraf Induktif

Kalau ini, gagasan utamanya terletak di akhir paragraf yang dapat berupa generalisasi, analogi, dan hubungan kausalitas (sebab akibat). 

  • Generalisasi adalah mengambil simpulan umum dari suatu kejadian, dengan contoh seperti “Boleh dikatakan, anak kelas 3 cukup pandai mengarang”.
  • Analogi adalah menarik kesimpulan berdasarkan persamaan isi dengan sesuatu yang sudah dikenal, dengan contoh seperti “Oleh karena kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu menunduk”. 
  • Kausalitas adalah hubungan sebab akibat yang ditandai dengan contoh seperti “Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam mengelola lahan”.
  1. Paragraf Campuran 

Nah, yang ini gagasan utamanya terletak pada seluruh kalimat! Sebagai contoh berikut: 

Bahasa sangat penting dalam kehidupan kita. Untuk berkomunikasi kita menggunakan bahasa. Untuk bekerja sama kita menggunakan bahasa. Untuk mewarisi dan mewariskan kebudayaan, kita memerlukan bahasa. Sekali lagi, betapa pentingnya bahasa bagi kehidupan kita. 

Pasti kini sudah semakin paham mengenai letak gagasan utama bukan? Tetapi, gagasan utama pun tetap dapat membingungkan kita apabila tidak disusun dengan kalimat yang efektif lho, Sobat! Kalimat efektif sendiri adalah kalimat yang mudah dipahami oleh orang lain dengan tepat. Maka, bagaimana sih cara menyusun kalimat yang efektif dan mudah dipahami?

Terdapat syarat dan ciri dari kalimat efektif di antaranya sebagai berikut, nih. Mari kita lihat!

  1. Kesepadanan Struktur

Dengan memiliki subjek dan predikat yang jelas. 

  • Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
  • Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

Tidak terdapat subjek ganda

  • Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (Salah)
  • Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (Benar)
  1. Keparalelan Bentuk 
  • Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang
  • Koreksi yang benar adalah mengganti “memasang” menjadi “pemasangan”.
  1. Kehematan Kata 

Hilangkan pengulangan subjek

  • Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (Salah)
  • Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (Benar)

Perhatikan kata jamak

  • Hadirin sekalian dimohon berdiri. (Salah)
  • Hadirin dimohon berdiri. (Benar)
  1. Kecermatan Penalaran 
  • Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. 

Kalimat ini menimbulkan penafsiran ganda. Siapa yang terkenal? Mahasiswa atau perguruan tingginya? Nah, agar efektif ganti kalimatnya seperti:

  • Mahasiswa terkenal itu menerima hadiah. 
  • Mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal itu menerima hadiah. 
  1. Kelogisan Bahasa 
  • Waktu dan tempat kami persilakan. (Salah) 
  • Kepada Bapak Lurah, kami persilakan. (Benar)

Demikian beberapa syarat dan ciri dari kalimat efektif yang harus mulai diterapkan dalam kehidupan berkomunikasi sehari-hari Sobat Gensoed, ya! Sampai jumpa di edisi berikutnya~


Penulis: Adelia Leony A.