Halo, apa kabar Sobat Gensoed? Semoga sehat selalu, ya!
Sobat pasti tidak asing dengan istilah “Ilmu bisa diraih dimana pun dan kapan pun“. Yap persis seperti istilah tersebut, Mimin kembali hadir menyuguhkan tulisan baru yang bukan hanya bermanfaat tapi juga bisa menemani liburan panjang Sobat semua!
Medkraf BEM Unsoed secara eksklusif menyajikan Nulispedia sebagai ajang berbagi kepada Sobat Gensoed semua tentang bahasa Indonesia dan tata bahasanya. Sudah siap belajar bersama? Yuk kita simak pembahasannya~
Seringkali dari kita masih sulit dalam menentukan kata yang dimiringkan dan penempatan tanda baca, kan? Hal itu kian membuat kita merasa rumit untuk menangkap apa sih sesungguhnya isi yang ingin disampaikan. Sekarang, mari kita lihat lebih dekat bagaimana cara menentukan dan menerapkan kata yang dimiringkan dan tanda baca!
Min, kegunaan huruf miring apa sih?
Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Huruf miring juga digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Kapan sih kita bisa memakai huruf yang dimiringkan?
- Penggunaan dalam menulis buku, majalah, dan surat kabar yang dipetik dalam penulisan.
Contoh: majalah Tempo, novel Laskar Pelangi
- Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Contoh:
- Huruf pertama kata tongkat ialah t
- Dia tidak memukul, tetapi dipukul
- Kata nama ilmiah atau ungkapan asing (kecuali yang telah disesuaikan ejaannya).
Contoh: Indonesia menerapkan konsep Good Governance sejak meletusnya era reformasi.
- Kata-kata ungkapan dalam bahasa daerah.
Contoh: Ape lu liat-liat?
Nah, selanjutnya Mimin akan membahasa penempatan tanda baca, nih! Disimak, ya~
- Penempatan tanda (!)
- Kalimat perintah
Kalau kamu ingin memerintahkan atau menyeruh kepada seseorang. Tanda seru ini dipakai baik perintah yang sifatnya keras maupun tidak.
Contoh: Kerjakan tugas kamu sekarang juga!
- Menunjukan ekspresi
Ketika kamu merasa kaget, terkejut, atau rasa emosi yang kuat, maka wajib menggunakan tanda seru dalam penulisan kalimatnya.
Contoh: Astaga! Aku lupa membawa kalkulator
2. Penempatan tanda baca tanya (?)
- Menanyakan sesuatu
Namanya aja tanda tanya, sudah pasti fungsi yang pertama bertujuan untuk kalimat yang menanyakan sesuatu, hehehe.
Contoh: Apakah kamu sudah mengerjakan tugas statistika?
- Digunakan dalam tanda kurung
Tanda tanya bisa diletakkan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian dari sebuah kalimat yang masih kurang dapat dibuktikan keabsahannya.
Contoh: Total dana yang dikorupsi sekitar 350 juta rupiah (?)
3.Penempatan tanda baca kurung (())
- Tambahan keterangan
Untuk menjelaskan keterangan yang berupa abreviasi, digunakan pula tanda kurung.
Contoh: Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) telah mengeluarkan kebijakan penggunaan meterai 10000 dalam sebuah dokumen.
4. Penempatan tanda petik (“)
- Petikan langsung
Tanda petik berfungsi sebagai pengapit petikan langsung dari pembicaraan dalam naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh: Isi dari sila ke-3 (tiga) berbunyi “Persatuan Indonesia”
- Mengapit judul
Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh: Karangan Dwi Puspita Lestari yang berjudul “Peran Mahasiswa terhadap Keutuhan NegaraIndonesia” telah diterbitkan di surat kabar Republika sebagai tema besar politik.
Demikian beberapa contoh penggunaan dan penerapan kata miring dan tanda baca yang harus mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari Sobat Gensoed, ya! Sampai jumpa di edisi berikutnya~