
Kok bisa kepikiran bikin inovasi itu sih, Lur?
Nah, asal kalian tahu, Kabupaten Banyumas merupakan salah siji sentra penghasil gula kelapa, lho! Menurut laporan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banyumas, pada tahun 2017 terdapat sekitar 35.054 unit usaha gula kelapa dengan volume produksi mencapai 35.562 ton per tahun dan menyerap sekitar 50.000 tenaga kerja. Selain itu, hasil survei peneliti Unsoed juga menunjukkan bahwa kurang lebih 200 unit usaha gula semut tersebar di Kecamatan Cilongok dan Sumbang. Bahkan, gula semut ini telah diekspor hingga ke negara-negara di Eropa, Timur Tengah, dan juga Amerika.
Melihat potensi gula semut yang dapat dijadikan alternatif pemanis alami untuk berbagai bentuk sediaan farmasi, kemudian mahasiswa Unsoed pun berusaha meramu gula semut dengan buah ciplukan hingga menjadi formula granul effervescent.
Btw, granul effervescent apaan sih, Lur, aku belum tau nih hehe
Owalah, belum tau toh. Sini sini aku jelasin …
Granul effervescent ini merupakan sediaan seperti serbuk yang berupa campuran senyawa asam dan basa, Lur. Jika ditambahkan air, maka granul ini akan bereaksi membebaskan karbon dioksida, sehingga menghasilkan buih yang memberi rasa segar. Sementara itu, gula semut atau palm sugar merupakan gula merah versi serbuk atau kristal yang dihasilkan oleh pepohonan keluarga palem. Selain kaya akan nutrisi yang berguna bagi tubuh, gula semuit juga memiliki indeks glikemik rendah sehingga aman bagi penderita diabetes melitus.
Terus, kalo kandungan buah ciplukan apa aja, Lur?
Selain mudah diperoleh, buah ciplukan juga mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, dan tanin yang berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Menurut studi literatur, flavonoid dalam buah ciplukan memiliki aktivitas antioksidan dan mampu meningkatkan jumlah sel leukosit dan bobot limfa relatif, yang mendukung khasiatnya sebagai imunomodulator.

Awal mulanya kepriwe sih kok bisa punya ide kayak gitu?
Jadi gini … gagasan ini bermula dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) yang mendapatkan pendanaan dari Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada Mei 2021. Tim PKM-RE ini terdiri dari tiga mahasiswa jurusan farmasi, yaitu Faradina Qorina Nadzif, Zahrah Noor Rafydah, dan Rini Dwi Puspitasari yang dibimbing langsung oleh dosennya, Dr.rer.nat.apt. Harwoko, M.Sc. Produk ini dibuat dan diteliti di Laboratorium Farmasetika dan Biologi Farmasi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan. Sejauh ini sudah diperoleh formula granul effervescent dan diuji kandungan kimianya, serta diuji sifat-sifat fisik granul effervescent, meliputi kadar air, waktu alir, waktu larut, sudut diam, dan derajat keasaman. Pekan ini tim akan melakukan uji kesukaan (hedonik) kepada 30 responden guna mengetahui tanggapan masyarakat tentang rasa, warna, dan aroma granul effervescent.
Wihh keren banget ya, Lur. Generasi Soedirman memang joss …
Oh iya, penelitian tentang granul effervescent ini rencananya juga akan dikembangkan menjadi produk nutraseutikal lho, dimana nurtraseutikal merupakan makanan atau bagian dari makanan yang memberikan manfaat kesehatan, baik untuk pencegahan maupun pengobatan. Keren banget kan?
Nah, makanya kita harus doakan mereka ya, Lur, supaya bisa lolos ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-34 yang akan diselenggarakan di kampus Universitas Sumatera Utara, Medan pada Oktober mendatang.
Penulis : Sevia Ayu Diniati
… [Trackback]
[…] There you can find 50700 additional Information to that Topic: blog.bem-unsoed.com/better-edisi-226/ […]
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: blog.bem-unsoed.com/better-edisi-226/ […]