Hai, Sobat Gensoed! Sudahkah kalian rehat dari kesibukan yang padat? Weekly Report kembali hadir untuk menemani waktu bersantai Sobat, nih! So, seruput kopimu dan baca berita-berita seru minggu ini yang sudah Mimin rangkum, ya!
Festival Lima Gunung 2024: Perayaan Budaya dan Seni di Tengah Pegunungan Jawa Tengah
Minggu ini ada festival budaya menarik nih, Sobat Gensoed!
Festival Lima Gunung adalah perayaan budaya tahunan yang melibatkan masyarakat di sekitar lima gunung utama di Jawa Tengah: Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh. Acara ini diinisiasi oleh komunitas seni lokal yang ingin melestarikan tradisi dan kearifan lokal. Masyarakat setempat menjadi penggerak utama, mempersembahkan berbagai kesenian tradisional seperti tari-tarian, musik, hingga ritual adat. Selain menampilkan seni budaya, festival ini juga berfungsi sebagai ruang bagi masyarakat untuk merayakan kebersamaan dan berbagi pengalaman melalui seni, sekaligus mengenalkan warisan budaya kepada publik yang lebih luas.
Very unique! Kira-kira kapan nih, festivalnya bakal digelar?
Festival ini akan diadakan pada bulan September 2024, tepatnya pada tanggal 25 hingga 29 September. Tujuan utama Festival Lima Gunung adalah untuk melestarikan dan memperkuat identitas budaya masyarakat pegunungan di wilayah Jawa Tengah. Selain itu, festival ini juga berperan dalam memperkenalkan keindahan alam serta kebudayaan lokal kepada wisatawan domestik maupun mancanegara. Melalui festival ini, para seniman dan masyarakat sekitar bisa mengekspresikan dan mempertahankan tradisi yang turun-temurun, sembari menyambut inovasi seni kontemporer yang berakar pada kehidupan masyarakat.
Selama lima hari, festivalnya ngapain aja nih, Min?
Festival Lima Gunung (FLG) akan berlangsung dari Rabu, 25 September hingga Minggu, 29 September, dengan berbagai kelompok seni dari berbagai daerah yang tampil setiap hari. Hari pertama akan dimulai pukul 10.00 WIB, menampilkan 19 kelompok, termasuk Siskus Barock dari Yogyakarta, Sanggar Melati Ayu dari Indramayu, dan Wahyu Turonggo Jati dari Temanggung. Hari kedua menghadirkan 20 kelompok, seperti Netisa Dance dari Salatiga dan Kiai Kanjeng dari Yogyakarta. Hari ketiga akan menampilkan 21 kelompok, termasuk Ygum dari Boyolali dan Ubud Night Community dari Bali. Pada hari keempat, 34 kelompok tampil, termasuk Sanggar Seni Kusuma Wiratama dari Semarang. Di hari terakhir, 26 kelompok akan tampil, seperti Komunitas Seni Samar dari Kudus dan Slendrolog Tukang Gamel dari Yogyakarta, menjadikan FLG penuh dengan variasi seni dari berbagai daerah.
Tim Satria Wheelchair Banyumas Bersiap Tampil di Peparnas, Siap Hadapi Tantangan dengan Semangat Tinggi
Setelah PON, ada event olahraga apa lagi, Min?
Tim Satria Wheelchair dari Kabupaten Banyumas saat ini sedang mempersiapkan diri untuk bertanding di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII Solo yang akan datang. Sebagai tim yang terdiri dari atlet disabilitas, mereka menunjukkan semangat dan ketangguhan meski menghadapi berbagai keterbatasan fisik. Persiapan intensif dilakukan dengan harapan agar tim ini dapat memberikan performa terbaik dan membawa kebanggaan bagi Kabupaten Banyumas. Tim Satria Wheelchair akan bertanding di cabang olahraga basket kursi roda, salah satu olahraga yang membutuhkan kerja sama tim, kekuatan, dan ketahanan fisik yang luar biasa.
Kira-kira apa sih yang memotivasi tim atlet tersebut?
Motivasi terbesar bagi tim Satria Wheelchair datang dari semangat untuk mengatasi batasan yang ada dan membuktikan kemampuan mereka di mata publik. Mereka didorong oleh keinginan untuk menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan tekad, seseorang dapat melampaui berbagai rintangan, termasuk keterbatasan fisik. Dukungan dari masyarakat dan pihak terkait juga menjadi dorongan moral yang penting bagi mereka, memberikan kekuatan untuk terus berjuang dan memberikan yang terbaik dalam setiap pertandingan.
Memangnya apa saja harapan dan tujuan tim atlet ini ya?
Harapan dari tim Satria Wheelchair adalah bisa meraih prestasi di Peparnas, membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi halangan untuk mencapai kesuksesan. Selain prestasi di lapangan, mereka juga berharap partisipasi mereka mampu menginspirasi masyarakat, khususnya kaum disabilitas, untuk lebih percaya diri dan terus berkarya di berbagai bidang. Tujuan utamanya adalah mengangkat nama Kabupaten Banyumas di kancah nasional dan membuka lebih banyak peluang bagi atlet disabilitas untuk berkompetisi di level yang lebih tinggi.
Meriahkan Dies Natalis ke-61, Unsoed Adakan Jalan Sehat dan Karnaval Berhadiah
Ada event seru selain Banyumas Thrift Market, lho!
Siapa Sobat Gensoed yang mengunjungi Banyumas Thrift Market (BTM) yang diselenggarakan pada 28 Agustus sampai 1 September kemarin, nih? Selain BTM dan event lainnya yang Mimin spill di Weekly Report #22, Unsoed juga mengadakan kegiatan jalan sehat dan karnaval berhadiah pada Sabtu, 21 September lalu. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Dies Natalis Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang ke-61.
Spill hadiah beserta pemenangnya dong, Min!
Perayaan Dies Natalis ke-61 Unsoed berlangsung meriah dan penuh anstusiasme dari para peserta! Kegiatan jalan sehat dan karnaval menjadi salah satu rangkaian acaranya. Kegiatan ini diikuti oleh sivitas akademika, tenaga kependidikan, dan mahasiswa Unsoed dari berbagai fakultas. Juara pertama karnaval dimenangkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), disusul oleh Fakultas Biologi, dan Kantor Pusat. Hadiah utama jalan sehat, yaitu satu unit sepeda motor Yamaha Mio M3 berhasil diraih oleh Fika Restia dari Fakultas Pertanian! Dikutip dari postingan akun Instagram resmi Unsoed, Prof. Dr. Akhmad Sodiq selaku Rektor Unsoed memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh peserta dan berharap Unsoed terus maju serta berkontribusi lebih besar dalam dunia pendidikan dan masyarakat.
Wow, seru banget perayaan Dies Natalis Unsoed ke-61 ini! Semoga ke depannya Unsoed dapat berkembang lebih baik lagi ya, Sobat!
Penulis: Neli Dwi Sahputri dan Ariel Al Farizi