Halo Sobat Dhipa! Gimana weekendnya? Masih pusing sama UTS yah? Daripada pening mending liat yang bening-bening nih, wkwk. Kali ini weekly report edisi ke-30 hadir dengan berita yang ngga kalah unik dari minggu lalu, lho! Daripada penasaran, yuk simak selengkapnya!!!

Harga BBM Pertamax Turun, Pertalite Kapan Nyusul?

(Sumber: bphmigas.go.id)

Awal bulan September lalu, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan kenaikan harga BBM yang mengakibatkan harga kebutuhan pokok lain ikut meroket. Antrian yang mengular di SPBU pun sudah menjadi pemandangan yang lumrah dinikmati masyarakat sejak keputusan pemerintah yang kontroversial tersebut. Namun, awal bulan ini kabar baik datang dari dunia perminyakan duniawi di Indonesia. Kabarnya pemerintah kembali menurunkan harga BBM lho, Dhip!

Wah, gimana tuh Dhip maksudnya?

Yap, awal bulan ini pemerintah mendadak menurunkan harga BBM. Penurunan harga BBM ini dilakukan dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang disalurkan melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

Meski demikian, kenaikan dan penurunan harga tersebut berbeda di setiap wilayah masing-masing. Seperti di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur hingga Papua.

Kira-kira jenis BBM apa yang mengalami penurunan harga, Dhip?

Pengguna Pertamax agaknya bisa sedikit tersenyum lebar. Pasalnya, pemerintah melalui Pertaminan secara resmi menurunkan dua jenis BBM nonsubsidi yaitu Pertamax (RON 90) dan Pertamax Turbo (RON 98) pada Sabtu (1/10). Namun, Pertamina juga menaikkan harga dua jenis solar nonsubsidi, yakni Dexlite dan Pertamina Dex.

Harga BBM Pertamax untuk wilayah DKI Jakarta turun Rp 600 per liter dari yang sebelumnya Rp 14.500 per liter menjadi Rp 13.900 per liter. Begitu juga dengan harga Pertamax Turbo turun dari yang sebelumnya Rp 15.900 per liter menjadi Rp 14.950 per liter. Sementara itu, harga Dexlite naik dari yang awalnya Rp 17.100 per liter menjadi Rp 17.800 per liter. Berikutnya Pertamina Dex dari sebelumnya Rp 17.400 per liter menjadi Rp 18.100 per liter.

Harga Pertalite apa kabar, Dhip?

Dilansir dari Kontan.co.id, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, harga keekonomian Pertalite berada di kisaran angka Rp 13.000-an per liter jika mengacu kepada pergerakan publikasi harga minyak Mean of Platts Singapore (MOPS) selama 3 bulan terakhir yang berada di angka USD 100 per barel. Dengan kondisi tersebut, Mamit memperkirakan bahwa harga Pertalite berat untuk mengalami penurunan.

Selain itu, menurut Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro juga menyatakan bahwa harga pertalite belum akan turun dalam waktu dekat. Hal ini lantaran besarnya pengguna pertalite yang berasal dari golongan menengah atas.

Kita nantikan harga BBM Pertalite turun ya, Dhip!


Polemik Gas Air Mata Pasca Tragedi di Kanjuruhan Malang

(Sumber: news.detik.com)

Belum reda masalah BBM, tanah air kembali dikejutkan dengan kejadian yang menewaskan lebih dari 100 orang suporter yang tentu saja membawa duka mendalam bagi masyarakat Indonesia. Insiden ini sampai sekarang masih belum menemukan titik terang. Kronologi kejadian menunjukkan adanya penembakan gas air mata ke arah tribun penonton oleh sejumlah aparat kepolisian yang memperkeruh keadaan pasca laga sengit antara Persebaya vs Arema.

Duh, kronologi singkatnya gimana, Dhip?

Jadi, peristiwa ini berawal dari suporter yang mulai turun ke lapangan dan terlibat bentrok dengan aparat. Berdasarkan sejumlah kesaksian mengutip cnnindonesia.com, kerumunan suporter di lapangan salah satunya dipicu oleh dua suporter lain yang diizinkan masuk dan mengambil foto bersama pemain sehingga suporter yang turun ke lapangan semakin bertambah dan kerusuhan pun tidak dapat dihindari. Langkah yang diambil aparat untuk mengendalikan massa suporter juga tergolong cukup represif dengan menembakkan gas air mata.

Chaos juga ya, Dhip!

Iya, dari kejadian ini terlihat aparat belum siap dengan langkah yang lebih preventif sehingga kerusuhan tidak dapat dihindari. Dalam menangani kerusuhan pihak kepolisian menyebutkan ada sekitar 11 gas air mata yang ditembakkan.

Gas air mata itu efeknya gimana sii, Dhip?

Sebenernya efek dari gas air mata itu lumayan bahaya, terutama kalau digunakan di tempat yang tertutup, karena bisa menyebabkan mata berair kemerahan, rasa terbakar pada bagian mulut dan hidung, batuk, sesak napas, mual dan lain sebagainya.

Waduh, dengan dampak yang kaya gitu, emang ga ada prosedur penggunaannya, Dhip?

Ada dong! Apalagi dengan lokasi kejadian stadion yang memiliki kapasitas ruang gerak terbatas. Penggunaan gas air mata dalam stadion pertandingan sepak bola udah diatur langsung oleh regulasi FIFA (Federation Internationale de Football Association) Pasal 19 Ayat B yang tertulis bahwa polisi tidak diperbolehkan menggunakan maupun membawa senjata api atau “gas pengendali massa.”

Semoga dari kejadian ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi setiap pihak dan keluarga korban yang ditinggalkan diberi ketabahan.


Update, Rekrutmen Satgas PPKS Masuk Tahap Seleksi!

(Sumber: unsoed.ac.id)

Dari dunia olahraga kita berlaih ke dunia pendidikan nih, Dhip. Kabar baik datang dari Universitas Jenderal Soedirman yang mengumumkan bahwa rekrutmen satgas PPKS telah memasuki tahap seleksi.

Wah, finally yang ditunggu-tunggu. Langsung drop info lanjutannya, Dhip!

Oke, jadi, udah ada 27 peserta yang mengikuti proses seleksi berupa ujian tertulis dan wawancara pada Kamis (6/10) lalu di Gedung IAB Unsoed lantai 5.

Go on..

Next, seperti yang sobat Dhipa udah tau kalau dikeluarkan Permendikbudristek (Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi) Nomor 30 Tahun 2021 tentang PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual) di lingkungan universitas, hal ini juga ditegaskan oleh Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Dr. Kuat Puji Prayitno, S.H., M.Hum. dalam sambutannya mengajak seluruh warga kampus untuk menciptakan lingkungan universitas yang nyaman dan aman dari segala macam bentuk kekerasan seksual.

Wah, ga sabar nunggu info lanjutannya..


Penulis: Amanah Sasi Yuliyana & Fathimah Afra Salsabila

Bagikan
6 thoughts on “Weekly Report #30”
  1. Niektóre programy wykrywają informacje o nagraniu ekranu i nie mogą wykonać zrzutu ekranu telefonu komórkowego.W takim przypadku można użyć zdalnego monitorowania, aby wyświetlić zawartość ekranu innego telefonu komórkowego.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *