Hola sobat Dhipa! Minal aidzin wal faidzin dan selamat lebaran bagi yang merayakan. Gimana, nih, lebarannya? Udah puas belum makan opor sama rendang? Semoga BB tetep aman ya hihihi. Sebelum kembali memasuki dunia perkuliahan, Dhipa mau kasih kalian berapa berita agar kalian nggak ketinggalan informasi terkini, nih. Yuk, di scroll ke bawah!
Fakultas Pertanian Dan DPRD Kabupaten Pemalang Jalin Kerja Sama

Kerjasama dalam rangka apa, nih?
Sobat Dhipa tahu nggak, nih, jika penggunaan agrokimia (pupuk dan pestisida kimia sintetis) secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang dan issue ketahanan pangan dapat merusak lingkungan, lho! Oleh sebab inilah DPRD Kabupaten Pemalang, menginisiasi penyusunan Perda Inisiatif yang mengatur pelaksanaan Pertanian Organik. Lalu, untuk mendukung hal tersebut, Bapemperda DPRD Kabupaten pemalang menggandeng Fakultas Pertanian Unsoed untuk menyusun Naskah akademik sebagai rekomendasi penyusunan Perda.
Penyusunan Naskah Akademik ini, dilaksanakan oleh Tim Dosen Faperta, yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Sakhidin, M.P. dan beranggotakan 5 orang yaitu dosen dengan keahlian Agroekologi, Ahadiyat Yugi Rahayu, S.P., M.,Si., D.Tech, Sc. dan Okti Herliana, S.P., M.P, dari bidang keahlian Agronomi, Dr. Khavid faozi, S.P., M.Si, dari bidang Pemuliaan Tanaman, Dr. Agus Riyanto, S.P., M.Si, dan Bidang Agrobisnis Indah Widyarini, S.P., M.Sc. Tim bekerja secara komprehensif melakukan studi perundang-undangan dan literatur agar dapat memayungi kepetingan masyarakat khususnya petani dan konsumen.
Memang harus banget jadi pertanian organik ya, Lur?
Hmm kalo bicara soal keharusan, mungkin jawabannya adalah 80% harus, nih. Karena dampak yang akan didapat dari ketergantungan pemakaian agrokimia di bidang pertanian sangat beraneka ragam. Mulai dari keracunan tanaman, timbulnya resistensi hama, serta pencemaran tanah dan air adalah sedikit contoh dari penggunaan agrokimia jangka panjang. Yakin masih mau bertahan dengan penggunaan agrokimia?
Terus, cara ampuh buat merubah hal ini gimana, Lur?
Menurut Kepala Dinas Pertanian, Wahadi, SE., M.Si, petani harus mendapat kesempatan untuk meningkatkan skill nya dalam melakukan kegiatan budidaya pertaniannya agar menghasilkan komoditas pangan premium. Sekretaris Dinas pertanian Ir Joni juga mengemukakan bahwa produk pangan khususnya beras premium merupakan alternatif pilihan bagi konsumen untuk dapat mengakses produk pangan sehat.
Selain itu, berkurangnya subsidi pupuk Urea dan menyusul Phonska dan KCl, sehingga dapat dijadikan momentum bagi Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang untuk menggalakan penggunaan pupuk organik yang dapat di buat dari limbah kegiatan peternakan dan pertanian. Jadi, dapat disimpulkan pula bahwa pemasifan pertanian organik ini, dapat membawa dampak baik pagi banyak pihak.
Kegiatan ini, dilegalisasi melalui satu nota kesepahaman kerjasama yang dilaksanakan mulai bulan Februari 2022 sampai dengan di gelarnya rapat paripurna pengesahan Perda Pelaksanaan Pertanian Organik. Diharapkan dengan adanya Perda Pertanian Organik ini maka akan membawa dampak positif bagi kondisi lahan pertanian dan kesejahteraan petani organik serta jaminan akses produk pangan sehat bagi konsumen khusunya masyarakat Pemalang.
Let’s Get to Know More about Lebaran di Banyumas! Mulai Dari Malam Takbiran, Sholat Idul Fitri, Hingga Mudik…
Ada nggak sih tradisi sebelum Lebaran yang menarik di Banyumas?
Good question! Tentu banyak dong, Lur, salah satunya tradisi menarik saat malam takbir di Banyumas. Tradisi ini bernama “abid-abidan” atau pawai obor dan lampion. Abid-abidan merupakan sebuah tradisi unik yang memeriahkan kegiatan takbir keliling. Abid-abidan kali ini berlangsung ramai, loh.

Dilansir dari Republika.co.id (2022), pawai obor dan lampion yang berlangsung di Dusun Kauman, Desa Cilongok diikuti oleh ratusan anak-anak dan jamaah Masjid Al-Huda dengan menyusuri jalanan desa tersebut.
So, apa yang menarik dari tradisi ini ya, Lur?
Daya tarik dari tradisi tersebut adalah adanya atraksi “Abid-abidan” yang menggunakan tongkat panjang. Abid berarti obor berbentuk panjang yang mana kedua sisinya menyala api, lalu, tongkat obor tersebut dimainkan layaknya mayoret dalam pertunjukan drum band.
Next….
Setelah tahu tentang tradisi unik di malam takbir, berikutnya, Dipha akan kasih tau tentang sholat Idul Fitri di Alun-alun Banyumas. Semenjak pandemi covid-19 pemerintah melarang pengadaan sholat Idul Fitri di Alun-alun Banyumas. Nah, setelah 2 tahun dilarang, finally, masyarakat diperbolehkan untuk sholat Idul Fitri di Alun-alun Banyumas.

Wah, bagaimana pelaksanaannya?
Dari Pagi, jamaah sholat Idul Fitri sudah mulai berdatangan membawa tikar untuk alasnya. Sholat Idul Fitri dimulai pukul 07.00 WIB dan diimami oleh Ustadz Arid Hidayatullah dari Pondok Pesantren Tunas Ilmu Purbalingga.
Jamaah yang hadir begitu antusias beribadah bersama sembari mendengar khatib pagi dari Ustadz Arif Hidayatullah. Sholat Idul Fitri di Alun-alun Banyumas tersebut berjalan lancar dan khidmat.
Setelah bahas sholat Idul Fitri, bisa kali, Lur, kasih kabar juga seputar permudikan di Banyumas! Kira-kira macet nggak, nih?
Okay, tarik nafas dulu, Lur. Next, kita bahas tentang puncak arus mudik di Banyumas. Pada Jum‘at (29/4) hingga Sabtu (30/4), arus lalu lintas di Banyumas terpantai mulai ramai dan mencapai puncak arus mudik. Kemudian, sebanyak lebih dari 75 ribu kendaraan telah memasuki wilayah Banyumas pada minggu (1/4). Menurut Kepala Dinas Perhubungan, Agus Nur Hadi, jumlah kendaraan dalam kondisi normal, biasanya sebesar 10 ribu per hari. Hal tersebut menandakan puncak arus mudik di Banyumas mengalami kenaikan jumlah kendaraan yang sangat signifikan.

Anything else?
Meski begitu, Gensoed yang berada di Purwokerto tidak perlu was-was dengan potensi kemacetan panjang di Purwokerto, karena peningkatan jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah banyumas belum berdampak signifikan terhadap kemacetan di perkotaan. Kasat Lantas Polresta Banyumas Kompol Ari Prayitno mengatakan bahwa, arus lalu lintas yang datang dari arah Ajibarang sudah mulai landai karena kepadatan arus sudah terjadi pada hari jum‘at dan sabtu.
Dilansir dari Republika.co.id (2022), sejauh ini tidak ada kemacetan yang stuck. Di dalam kota memang ramai namun, mengalir saja. Penggelaran personil sudah ada di dalam kota,” kata Kompol Ari.
Penulis: Annisa Nurul Hakim & Ammatulloh Nur Bhaethy